Sabtu, 24 November 2012

Public Affairs Officer and Combat Camera Team in Action


Daratkan pasukan pendarat!....
Para Prajurit yang saya cintai dan saya banggakan, disini Panglima Kogasgabfib 12.2. Pada hari ini, tanggal 15 Oktober 2012, kita mendapatkan kehormatan dan kepercayaan dari seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, untuk melaksanakan tugas mulia guna merebut kembali wilayah kita yang telah dikuasai musuh, demi tetap tegaknya dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan memohon rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, saya yakin kita semua dapat melaksanakan tugas ini dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Dengan mengucap Bismillahirohmanirrohim, saya perintahkan daratkan Pasukan Pendarat, saya ulangi daratkan Pasukan Pendarat....

 Ditandai dengan pernyataan Panglima Kogasgabfib, maka seluruh Pasukan Pendarat yang tergabung dalam kegiatan latihan puncak TNI AL dengan sandi Armada Jaya XXXI/2012 segera melakukan persiapan serbuan amfibi. Rembang fajar belumlah nampak di ufuk timur, namun kendaraan pendarat Pasukan Pendarat sudah mulai keluar dari perut Kapal Pengangkut Pasukan baik dari jenis Landing Ship Tank (LST) maupun Landing Platform Dock (LPD). Gelapnya awal fajar tak menghalangi kemahiran para pengemudi kendaraan tempur untuk mengatur formasi bersyaf, selanjutnya deru gelombang demi gelombang pendaratanpun memecah keheningan fajar, tak lama kemudian sang komandan kendaraan tiap kendaraan tempur berteriak: Garis awal... isi senjata... peluh mulai mengalir, jantung berdegup keras bertanding dengan deru mesin kendaraan tempur. Gelombang satu menumbur pantai, tembakan moncong canon tank Pasukan Pendarat mulai menyalak, tembakan kapalpun berdesing memecah udara pagi yang mulai memancarkan secercah fajar. Gelombang dua, tiga mendarat, disusul oleh gelombang pendaratan seterusnya, pagi itu hujan peluru menyembur dari berbagai moncong senjata, suaranya yang menggelegar dahsyat menyobek keheningan pagi. Pasukan Pendarat berloncatan keluar dari perut kendaraan tempur pengangkut pasukan, mereka bergerak gesit lalu mengatur formasi saling melindungi.

Kehebohan pagi itu menjadi lebih gaduh lagi, manakala Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri berhasil mendarat, mereka segera menyusun posisi di daerah steling, lalu mulailah berdentumdentum tembakan Howitzer 105 mm membahana, apalagi setelah Roket RM 70 Grad meraung menyobek langit, roket dengan kaliber 122 mm ini menjadi penghancur yang dahsyat, Pasukan Pendarat Korps Marinir terus bergerak dibawah lindungan tembakan Artileri Medan. Tak lama kemudian kegaduhan pagi itu tambah ramai, ketika helikopter pengangkut pasukan meraung raung di langit Pantai Sekerat, Sangatta Kalimantan Timur, lima helikopter itu terbang dari kapal pengangkut pasukan ke daratan, kemudian kembali lagi kekapal untuk menjemput pasukan baret ungu yang akan didaratkan untuk merebut kembali wilayah Sangatta.

Danpasrat sesaat setelah mendarat. di pantai Sekerat pada AJ XXXI/2012.
Combat Camera Team
Pada latihan Armada Jaya XXXI/12 ini, Dinas penerangan TNI AL untuk pertamakalinya dilibatkan sebagai pelaku latihan, oleh sebab itu dibentuklah unit liputan pertempuran yang disebut Combat Camera Team. Tugas dari tim ini adalah untuk mendokumentasikan aktifitas Pasukan Pendarat yang sedang bertempur, selanjutnya tim yang dipimpin oleh Junior Public Affairs Officer (JPAO), melakukan publikasi langsung melalui Situs jajaran TNI AL www.tnial.mil.id, www.marinir.mil.id, www.koarmabar.mil.id, dan melakukan reportase ke Radio Jalesveva Jayamahe (JJM) yang dipancarkan dari Mabesal.
Dengan demikian maka audience baik yang bersifat internal audience maupun eksternal audience dapat mengikuti perkembangan situasi latihan pertempuran itu secara tepat waktu, tidak kalah dengan media massa yang lainnya. Bahkan pernyataan Panglima Kogasgabfib yang menandai puncak serbuan amfibi pun bisa didiseminasikan langsung kepada seluruh pendengar Radio JJM yang berhasil dilaporkan oleh Senior Public Affairs Officer dari atas geladak KRI Banjarmasin sebagai Kapal Markas.

Wawancara Comcam Team
Koptu Mar Sandi Gangsar Leksono adalah salah satu pengemudi Kendaraan Tempur (Ranpur) BTR 50 P (m), berdasarkan pengalaman pengabdiannya selama 15 tahun, pengemudi kendaraan tempur angkut personel ini merasakan betapa lebih enaknya debarkasi maupun embarkasi basah dari KRI jenis LPD, seperti KRI Banjarmasin-592, jika dibanding dengan menggunakan KRI jenis LST. Kalau soal fasilitas lain khususnya tempat istirahat awak ranpur serta kebutuhan air ya...sama saja jelasnya. Yang penting tugas berhasil dilaksanakan dengan baik dulu, katanya sambil tertawa lebar.
Sedangkan Letda Mar Yusuf Mukrom memberikan penjelasan, bahwa fasilitas Sekoci Pendarat Pasukan (SPP) dan Landing Craft Utility (LCU) di LPD sangat menunjang tugasnya sebagai salah satu Danton saat melakukan pendaratan. Enak kalau pakai SPP bisa langsung menginjak daratan, tetapi kemampuan muatnya hanya 22 orang, nah kalau pakai LCU bisa muat 94 personel, tapi ya...harus basah sepinggang kayak Mac Artur waktu mendarat di Morotai lah, kata Danton 2 Kompi B yonif 1 Mar ini.
 juga hal yang menarik hasil jepretan Combat Camera Team saat Latihan Armada Jaya XXXI/12 ini, bagaimana prajurit mendekatkan diri dengan orang-orang terkasihnya, atau yang kangen pacar? Biasanya sembunyisembunyi sambil on line. Seperti terlihat pada hasil jepretan comcam team dibawah. Dimanapun Combat Camera Team bisa melihat aktifitas prajurit, dan mengabadikannya menjadi sesuatu yang bermakna.

Public Affairs Officer
Public Affairs Officer melaporkan hasil diseminasi aktifitas pasrat.

Panglima dan Komandan di medan tempur harus mampu menjalankan tugas pokoknya serta harus mampu memenangkan pertempuran dikawasannya. Panglima dan komandan pasukan juga harus mampu memenangkan pertempuran dilingkungan lain, yaitu lingkungan kognitif manusia sedunia yang mengikuti dan menyaksikan setiap kegiatan militer yang disebarluaskan oleh media massa. Untuk itu Panglima dan Komandan Pasukan dibantu oleh personel yang ahli dibidang penanganan media massa, yaitu oleh Public Affairs Officer disemua level pasukan. Pangkogab dibantu oleh Senior Public Affairs Officer, Pangkogasgab masing-masing dibantu oleh Public Affairs Officer (PAO) masing-masing, yang dalam hal ini diperankan langsung oleh para Kadispen Kotama, Danpasrat juga dibantu oleh PAO Pasrat serta Combat Camera Team yang bergerak bersama pasukan depan. Dengan demikian, seluruh aktifitas militer di daerah operasi maupun latihan dapat langsung disebarluaskan sesuai agenda kita, sebab belum tentu media massa lain memiliki agenda yang sama dengan agenda yang dimiliki oleh TNI, apalagi agenda media massa musuh. Jika media massa musuh menyebarluaskan berita busuk tentang pasukan kita, maka kita lawan dengan penyebaran berita positif sebagai counter opini baik berskala nasional, regional maupun internasional. Peperangan yang dilakukan oleh PAO berada di cognitive environment, jangkauannya sedunia, bahkan kalau ada makhluk planet lain yang mengikuti pemberitaan di bumi ini, maka mereka adalah sasaran kita juga, untuk kita rebut pikiran dan hatinya.

Harapan
Kesulitan di medan operasi dan latihan adalah peralatan yang dimiliki jajaran PAO dan Combat Camera Team belum maksimal, sehingga sedikit menghambat proses diseminasi informasi yang harus dikirimkan ke kesatuan atas. Kita semua berharap agar TNI AL mampu mendukung pengadaan alat khusus bagi insan penerangan yang melakukan tugas di daerah latihan maupun operasi, sehingga pemberitaan kepada internal dan eksternal audience dapat dilakukan secara up to date dari daerah operasi dan latihan. Dari pengalaman pertama keterlibatan Dinas Penerangan sebagai pelaku latihan kita berharap dapat ditingkatkan lagi dalam kesempatan latihan berikutnya.©
Jalesveva Jayamahe, Justru di Laut Kita Jaya.
                                                                                           Cakrawala Edisi 412 Tahun 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar