Sabtu, 24 November 2012

PENTINGNYA MEMPELAJARI BAHASA INGGRIS SEJAK USIA DINI



Mengapa Bahasa Inggris penting untuk dipelajari?
Memasuki era globalisasi ini, Bahasa Inggris tidak dianggap sesuatu yang asing lagi bagi pelajar di Indonesia. Dulu Bahasa Inggris dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dimengerti. Seiring dengan perkembangan tekhnologi yang menuntut kebutuhan untuk dapat menguasai Bahasa Inggris,kurikulum di dunia pendidikan mulai mengalami perubahan. Bahasa Inggris yang semula diperkenalkan kepada siswa SMP, sekarang sudah diperkenalkan kepada siswa SD bahkan siswa yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak atau play group sudah mulai diperkenalkan dengan bahasa asing ini walau konteks pembelajarannya masih belajar sambil bermain. 
Perwira Dispenal saat mengikuti pendidikan di Kanada
 Besarnya kebutuhan untuk mempelajari Bahasa Inggris telah membuat banyak lembaga pendidikan non-formal (English course) berkembang pesat. Pendidikan formal juga sudah mulai membuat kurikulum untuk kelas yang berbasis Internasional. Orang tua mulai menyadari betapa pentingnya menguasai Bahasa Inggris untuk anakanaknya sehingga mereka sibuk memasukkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan non-formal dengan harapan jam belajar yang bertambah akan menambah penguasaan ilmu pengetahuan.

Mengapa Bahasa Inggris penting dipelajari sejak usia dini?
Mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua perlu dipelajari sejak usia dini sebelum individu memasuki masa pubertas. Apabila telah mencapai masa pubertas akan banyak kendala yang dihadapi sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal, terutama dalam menguasai pronunciation atau lafal mengucapkan bahasa asing tersebut.
Seorang ahli Bahasa Inggris, Lenneberg (1967:116) mengatakan , “there was a neurologically based “critical period”, which complete mastery of language, but it is no longer possible, because it will end around the onset of puberty”. Menurut Lenneberg, seorang individu mempunyai masa penting (periode sensitif) untuk dapat dengan mudah dan cepat menguasai bahasa, yang disebut dengan “critical period” pada saat individu tersebut belum memasuki masa pubertas. Ketika masa pubertas itu datang maka “critical period” memudar sehingga akan mengalami kesulitan untuk menguasai bahasa asing tersebut.
Pakar Bahasa Inggris lainnya, Lightbown & Spada (1999:60) melakukan observasi terhadap anak-anak dari keluarga imigrasi yang datang dari negara lain dan menetap di USA. Penelitian tersebut menemukan bahwa anakanak imigrasi tersebut yang belum mencapai masa pubertas, dapat berbicara dalam Bahasa Inggris dengan pronunciation yang bagus seperti native speaker. Sedangkan
orang tuanya tidak dapat mencapai kemampuan seperti anak-anaknya. Memang para orang tua tersebut dapat berbicara dengan lancar tetapi mereka mempunyai kesulitan dalam pronunciation, pemilihan kata, dan grammar yang seharusnya digunakan.
Masalah selanjutnya yang timbul adalah psychological factor. Individu yang mulai mempelajari Bahasa Inggris ketika sudah mencapai masa pubertas akan dipengaruhi oleh masalah psikologi. Karena mereka mempunyai motivasi yang berbeda dengan anak-anak. Kalau anakanak belajar Bahasa Inggris sambil bermain dan dalam suasana yang rileks, tidak demikian halnya dengan orang dewasa yang mempelajari Bahasa Inggris. Individu yang sudah mencapai masa pubertas mempunyai kemampuan untuk membaca dan menganalisa situasi yang mereka hadapi. Sehingga mereka merasa bahwa kemampuan dan kemajuan mereka menguasai bahasa asing tersebut dievaluasi. Mereka merasa malu apabila tidak mencapai level yang ditargetkan. Hal tersebut dapat membuat mereka frustasi ketika menyadari kemampuan Bahasa Inggrisnya masih kurang. Faktor psikologi semacam ini dapat membuat individu tersebut gagal dalam pembelajaran.

Bagaimana cara mengajar Bahasa Inggris kepada anakanak?
Sebenarnya proses pembelajaran itu dapat dilakukan di rumah dengan melibatkan orang-orang di sekitar anak tersebut seperti orang tua atau caretaker. Orang tua dapat mengambil peran aktif untuk memperkenalkan Bahasa Inggris kepada putra putrinya sejak dini. Tentu saja materi pembelajaran itu perlu dikemas sedemikian rupa sehingga anak tertarik untuk mempelajarinya.
Tanpa disadarinya ketika sedang bermain, anak tersebut telah masuk dalam proses pembelajaran. Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris yang dapat dilakukan di rumah.
1. Pertama kali yang harus diperhatikan adalah suasana ruangan di mana anak melakukan aktivitas pembelajaran. Kita harus dapat menciptakan suasana yang rileks pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu materi harus dikemas semenarik mungkin karena anak-anak cenderung mudah bosan terhadap aktivitas yang monoton.
2. Sebagai perkenalan awal terhadap Bahasa Inggris, kita dapat menggunakan lagu-lagu berbahasa Inggris. Ini adalah salah satu cara untuk memasukkan unsur bahasa itu ke dalam pikiran anak sehingga anak akan terbiasa mendengarkan kata-kata yang dinyanyikan dalam lagu tersebut.
Selanjutnya mereka dengan mudah ikut menyanyikan lagu-lagu tersebut. Kita dapat memulainya dengan lagu-lagu sederhana yang mudah diterima anak, seperti lagu ABC. Seiring dengan perkembangan kemampuan anak, kita dapat memberikan lagu-lagu yang lebih complex, seperti Old
MacDonald.
3. Kita juga dapat menggunakan film animasi sebagai media untuk menarik minat anak mempelajari Bahasa Inggris. Warna yang cerah dan pronunciation (pelafalan kata) yang sangat jelas dalam film tersebut dapat membuat anak mudah mengerti dan dapat mengasah kemampuan mereka untuk menguasai vocabulary dan grammar. Carilah film animasi yang memang dibuat untuk belajar Bahasa Inggris. Kita dapat memulainya dengan film yang sederhana, seperti Dora the Explorer, yang setelah itu dikembangkan dengan film yang lebih complex, seperti Disney movies.
4. Internet juga dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran. Banyak program online yang dapat digunakan sebagai materi pembelajaran seperti game, song, dan aktivitas yang lain.
5. Menguasai grammar memang bukan hal yang mudah bagi anak yang belajar Bahasa Inggris sebagai Bahasa kedua. Belajar grammar juga hal yang membosankan bagi mereka. Maka kita harus dapat memciptakan proses pembelajaran yang menarik buat anak. Kita dapat menggunakan lagu untuk mengajar grammar kepada anak. Kita dapat memulainya dengan mencari lagu yang mengandung unsur grammar yang ingin kita ajarkan kepada anak. Contohnya lagu di bawah ini:
As I was going to St Ives
I met a man with seven wives
And every wife had seven sacks
And every sack had seven cats
And every cat had seven kits
Kits, cats, sacks, wives
How many were going to St Ives?
Lagu ini ditulis dengan menggunakan bentuk past tense karena menceritakan kejadian yang telah berlalu. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja kedua (Verb 2). Sambil menyanyikan lagu ini, kita dapat menekankan pada kata kerja. Kita berikan penjelasan kepada anak tentang bentuk past tense ini sambil bernyanyi, sehingga anak tidak merasa bosan belajar grammar. Kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan, seperti: Mana kata kerja pada lirik lagu pertama? Apa artinya? Apakah ada kata benda? Tunggal atau jamak? How many sacks did every wife have? How many cats did every sack have?, dan sebagainya. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengajar grammar. Selain melalui lagu, anak-anak juga dapat belajar grammar  melalui permainan (a grammar game), misalnya dengan cara melengkapi kalimat. Metode ini dapat mengasah kemampuan anak untuk membuat kalimat dan memperkaya perbendaharaan kata (vocabulary).
Memang tidak mudah mengajarkan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua buat anak kita karena kita tinggal di lingkungan yang tidak menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi.
Lain halnya dengan anak-anak Indonesia yang tinggal di Amerika, Australia atau Inggris. Mereka tinggal di lingkungan yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi (English speaking environment), sehingga akan lebih mudah menguasai bahasa asing tersebut. Namun, kita dapat memperkenalkan bahasa asing tersebut kepada anak sejak usia dini. Pada usia tersebut anak masih
mempunyai kemampuan untuk menguasai bahasa kedua dengan lebih mudah. © Nunung Widijantie.
(* Penulis: Pengajar di Akademi Kimia Analisis Bogor & anggota Jalasenastri Ranting E cabang 4 gabungan Mabesal).
Cakrawala Edisi 412 Tahun 2012

1 komentar: