Selasa, 20 November 2012

GELIAT TRANSFORMASI TNI MENUJU KEKUATAN MILITER YANG DISEGANI

Publik tanah air menilai TNI telah berhasil mereformasi diri sesuai amanat konstitusi dan semangat demokratisasi sebagai instrument pertahanan negara. Selanjutnya Pemerintah bertanggung jawab untuk membangun kekuatan dan kemampuan TNI serta meningkatkan kesejahteraan prajuritnya.
Di hari jadinya yang ke 67, TNI sedang bertransformasi menjadi sebuah kekuatan militer yang diperhitungkan untuk menjaga kedaulatan kepentingan NKRI.
Main Batle Tank (MBT) Leoprad 2 buatan Jerman akan memperkuat satuan kavaleri TNI AD mulai akhir tahun 2012. Selain tank tempur utama ini, Indonesia juga membeli kendaraan tempur Merder yang bisa dikembangkansebagai MBT medium.
Di tengah proses reformasi TNI pada sepuluh tahun terakhir, kekuatan militer Indonesia ini disebut-sebut sebagai institusi yang sukses mengikuti tuntutan perubahan Gerakan Reformasi dan menempatkan diri selayaknya militer di sebuah negara demokratis. TNI meninggalkan politik praktis dan bisnis yang selama ini dianggap sebagai penyebab menurunnya profesionalisme azasinya sebagai kekuatan pertahanan utama di tanah air. Reformasi TNI masih menyisakan sedikit pekerjaan rumah yakni terkait dengan peradilan untuk prajurit TNI. Pemerintah pun secara bertahap menjalankan pembenahan TNI ke arah yang lebih baik dengan dua agenda utama memodernisasi TNI dan meningkatkan kesejahteraan prajurit.
Transformasi di tubuh sebuah angkatan bersenjata merupakan proses alamiah yang dipicu oleh faktor-faktor operasional dalam rangka memenangkan pertempuran dan peperangan. Isu ini tetap sangat menarik diamati pengamat strategi militer sebagai materi komparatif antara isu hubungan sipil-militer dan isu demokratisasi militer sebagaimana terjadi di negara Asia (Thailand, Korea Selatan, Filipina), di Amerika latin dan Afrika. Menganggap reformasi yang dilakukan TNI akan sama halnya dengan apa yang telah mereka lakukan yakni suatu upaya yang lebih profesional dengan cara memanfaatkan akusisi teknologi sebagai langkah awal transformasi. Langkah awal ini akan diikuti dengan modernisasi perangkat lunaknya seperti doktrin, taktik, organisasi dan infrastrukturnya. Upaya-upaya ini diliput dalam kegiatan yang mereka kenal dengan definisi revolusi urusan militer Revolution in Military Affairs (RMA).
Modernisasi angkatan bersenjata membutuhkan dukungan sumber daya yang relatif besar terutama dukungan anggaran. Di masa lalu keterbatasan anggaran ini sering menjadi alas an lambatnya pembangunan TNI. Dengan formulasi capability based planning Pemerintah telah menyusun rencana jangka panjang pembangunan TNI yang disebut Minimum Essential Force selama empat masa perencanaan strategis (Renstra) dalam waktu 20 tahun. Masing-masing Renstra lamanya lima tahun dengan kurun waktu 2010-2024. Anggaran yang dibutuhkan untuk MEF TNI sekitar Rp 150 triliun per renstra atau berkisar Rp 600 triliun hinggaTahun 2024.
Pembangunan kekuatan TNI tersebut dilaksanakan melalui tiga strategi yaitu penghapusan alutsista lama yang secara operasional tidak ekonomis lagi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan tempur alutsista yang ada, serta pengadaan alutsista baru dengan teknologi terkini. Pihak TNI telah menonaktifkan sejumlah alutsista yang sudah tak laik maupun tidak ekonomis lagi seperti penghapusan seluruh pesawat contra insurgency (coin) OV-10 TNI AU, penghapusan sejumlah kapal angkut tank TNI AL, dan penghapusan sejumlah kendaraan tempur tua TNI AD.
Kementerian pertahanan juga mempertahankan dan meningkatkan kemampuan tempur alutsista lama milik TNI dengan berbagai program seperti repowering, retrofit Mid Life Modernization (MLM) dan up grade. Hasil dari strategi kedua yang cukup menonjol adalah pada fregat kelas Van Speijk (KRI Ahmad Yani) yang telah mengalami modernisasi system sensor dan persenjataannya, bahkan beberapa unit diantaranya telah dipasang rudal yakhont yang merupakan senjata anti kapal permukaan paling canggih di Asia Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan pada pesawat tempur F-16 TNI AU, bahkan rudal air to air misile Maverick sedang dikaji untuk mempersenjatai pesawat ini. Sejumlah kendaraan tempur tua TNI AD semacam Saracen juga tetap dipertahankan dan diproyeksikan sebagai ambulance di medan tempur.
Strategi yang paling banyak mendapatkan perhatian public tanah air dan memiliki daya gentar tinggi adalah pengadaan alutsista baru. Tidak hanya sekedar membeli, Pemerintah juga mensyaratkan alih teknologi untuk pengadaan alutsista baru, meskipun untuk beberapa peralatan tempur saat ini belum bisa dilaksanakan. Pemerintah banyak memberikan kejutan pada pengadaan alutsista TNI AD. Setelah sukses mengoperasikan helikopter tempur Mi-35 dan helikopter angkut Mi-17 buatan Rusia, TNI AD bersiap mengoperasikan alutsista berdaya gentar tinggi yaitu Main Battle Tank (MBT) Leopard 2 dan kendaraan tempur roda rantai jenis Infantry Fighting Vehicle (IFV) Marder 1A3 buatan Jerman. Di samping itu dalam waktu dekat Korps Artileri TNI AD juga akan dilengkapi dengan senjata dengan jarak
jangkau jauh dan berkaliber besar yaitu Multi Launchers Rocket System (MLRS) ASTROS buatan Brasil dan meriam Caesar 155 mm buatan Perancis. Di antara alutsista baru itu, baru Marder yang direncanakan alih teknologi menjadi medium tank. Sebelumnya TNI AD telah mengoperasikan panser roda ban buatan PT Pindad.
Pengadaan alutsista untuk TNI AL paling banyak menerapkan alih teknologi. Pengadaan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 105 meter yang dibuat di PT PAL merupakan realisasi alih teknologi korvet sigma buatan Damien, Schelde yang telah memperkuat TNI AL sebelumnya. Bahkan pengadaan alutsista perang laut paling strategis pun, yaitu kapal selam, pemerintah melakukan alih teknologi dengan Korea Selatan untuk program pembangunan U-209/1500. Kerja sama ini merupakan lanjutan keberhasilan pembangunan empat unit kapal amfibi raksasa jenis Landing Platform Dock (LPD) kelas Surabaya yang telah memperkuat TNI AL. Untuk jenis kombatan ringan seperti kapal tempur jenis Kapal Cepat Rudal (KCR), platformnya dibangun di galangan dalam negeri sedangkan system sensor dan persenjataannya dilakukan melalui cara transfer teknologi. Saat ini Pemerintah telah mengembangkan tiga jenis KCR yaitu KCR-40 meter (Kelas Kujang) yang dibuat oleh PT Palindo Batam, KCR-60 meter yang dibuat oleh PT PAL Surabaya, dan KCR Trimaran yang dibuat oleh PT Lundin, Banyuwangi. Semua KCR tersebut akan dipasang rudal C-705 yang akan dibuat oleh industri pertahanan dalam negeri, sedangkan pengadaan system sensornya juga akan dilakukan dengan cara transfer teknologi. Sebelumnya TNI AL telah sukses menembakkan dua jenis rudal barunya yaitu C-802 buatan China dan yakhont buatan Rusia. Sementara Korps Marinir telah diperkuat kendaraan tempur amfibi teknologi terbaru BMP-3F buatan Rusia dan panser amfibi LVT7-A1 buatan Korea Selatan. Sampai Tahun 2014 TNI AL akan diperkuat dengan helikopter anti kapal selam yang bersenjatakan torpedo dan heli anti kapal permukaan yang bersenjatakan rudal anti kapal serta pesawat patrol maritime CN-235 MPA buatan PT Dirgantara Indonesia.
Penampilan TNI AU juga tidak kalah garangnya dengan memiliki satu skuadron pesawat tempur sukhoi (SU-27/30) dan satu skuadron coin super tucano buatan Brazil. Dalam waktu dekat TNI AU akan mendapat tambahan satu skuadron sukhoi dan satu hingga dua skuadron F-16 beserta persenjataannya dari Amerika Serikat. Untuk pesawat sayap putar, garuda Indonesia ini akan diperkuat dengan helikopter EC-275 Cougar. Industri nasional juga berkontribusi pada perkuatan TNI AU dengan pesawat angkut sedang CN-290 dan pesawat surveillance C-235. Sejumlah pangkalan udara TNI AU juga akan diperkuat dengan senjata penangkis serangan udara baru baik berupa surface to air misile maupun close in weapon system.TNI AU juga siap mengoperasikan pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle-UAV) untuk tugas-tugas pengintaian. Selanjutnya program yang paling strategis adalah kerja sama pembuatan pesawat tempur canggih KFX dengan Korea Selatan.
Bila merunut pada sejarah TNI, pengadaan alutsista dalam jumlah dan kualitas signifikan ini pernah terjadi pada era Soekarno saat Indonesia menghadapi Trikora dan Dwikora pada Tahun 1960-
an. Bedanya pada masa kini ini semuanya dilakukan berdasarkan perencanaan dan dilaksanakan secara bertahap berdasarkan kemampuan keuangan negara melalui proses dialogis dengan legislatif.
Prajurit TNI juga telah memperlihatkan tingkat profesionalisme yang membuat kagum dunia internasional. Pelibatan TNI pada pasukan perdamaian menuai apresiasi positif dunia, bahkan saat ini Indonesia menjadi pusat pelatihan Pasukan PBB untuk penanggulangan bencana. Keberhasilan pasukan TNI dalam membebaskan kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia telah memberikan sinyal kalau TNI mampu melaksanakan operasi militer melampaui batas territorial Indonesia untuk menjaga kepentingan nasionalnya. Para prajurit TNI pun disegani setiap mengikuti latihan bersama dengan negara lain. Mereka selalu mengapresiasi professionalism dan militansi para prajurit kita saat melaksanakan tugas di lapangan.
Salah satu aspek untuk mewujudkan TNI yang professional adalah memperhatikan kesejahteraan para prajuritnya. Negara belum memiliki kemampuan memberikan gaji prajurit setara dengan gaji tentara negaranegara tetangga. Namun demikian Pemerintah berusaha menaikkan gaji prajurit setiap tahunnya beserta tunjangan-tunjangan yang lain. Selain pendapatan, Pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan prajurit lain seperti perumahan dan jaminan kesehatan bagi prajurit dan keluarganya. 
Secara matematis, pada Tahun 2014 pencapaian TNI baru akan mencapai 30% dari MEF. Namun demikian apabila peralatan tempur yang dibeli untuk TNI memiliki daya gentar yang luar biasa dan ditunjang dengan unjuk profesionalisme prajurit baik dalam latihan maupun operasi, sebutan TNI sebagai Macan Asia akan diberikan oleh dunia tanpa harus menunggu Tahun 2024. Ke depan TNI harus berhasil mentransformasi diri sebagai kekuatan militer yang tangguh, setelah sepuluh tahun sukses mereformasi diri. Dirgahayu TNI, Tri Dharma Eka Karma.
Kapal selam kelas U-209/1500 yang dikembangkan Korea Selatan akan memperkuatTNI AL mulai Tahun 2014. Dengan program alih teknologi Indonesia bakal membuatdan mengembangkan sendiri alutsista angkatan laut strategis jenis ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar